Sumbawa Besar, 13 Februari 2025, kliksumbawa.com- Anggota DPRD Sumbawa, Juliansyah meminta PT. SJR angkat kaki dari Kabupaten Sumbawa jika keberadaannya tidak memberikan masyarakat bagi daerah, khususnya kecamatan Ropang dan Lantung.
“Saya sangat setuju dengan keberadaan investasi ini, cuma kalau keberadaan perusahaan banyak mudharat daripada manfaatnya, maka lebih baik perusahaan hengkang dari daerah kita,” tegasnya dalam rapat dengar pendapat bersama PT.SJR bersmaa Komisi II DPRD Sumbawa, Kamis (13/2/25).
Ia meminta perusahaan harus mengutamakan dan memberikan manfaat bagi masyarakat Pojok selatan. Ia khawatir kejadian tahun 2006 silam dengan kebakaran Dodo terulang kembali jika permintaan akses jalan ini tidak diindahkan pihak perusahaan.
“Karena yang saya khawatirkan kejadian tahun 2006 terulang kembali. Mungkin bapak dengar tahun 2006 dengan terbakarnya Dodo,”ujarnya.
Juliansyah juga menyoroti ketimpangan dalam hal tenaga kerja di perusahaan tersebut. Menurutnya, banyak tenaga kerja lokal yang kompeten namun tidak mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan besar ini. Sebaliknya, perusahaan lebih sering mengutamakan tenaga kerja dari luar daerah, bahkan untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus.
“Ini seperti tikus mati di lumbung padi, tenaga lokal hanya digunakan untuk pekerjaan kasar,” ujar Juliansyah.
Bahkan yang aneh menurut dia, justru keberadaan tambang rakyat yang lebih menguntungkan masyarakat ketimbang dengan keberadaan PT SJR ini yang terkadang hal masyarakat kerap dihadang dengan aturan-aturan yang mereka buat sendiri.
“Contoh Masalah karyawan, kadang kadang kita dihadang dengan pengalaman kerja yang harus sekian bulan, sementara banyak tenaga yang baru Tamat. Banyak tenaga kompeten dari wilayah tambang namun tak punya kesempatan, namun selalu dari luar tenaganya. Ini kesannya tikus mati di lumbung padi. Jadi tenaga kita hanya untuk buruh kasar,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kewajiban perusahaan adalah menyediakan infrastruktur yang memadai kepada masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan, mengingat investasi ini adalah investasi berskala besar.
“Karena ini investasi skala besar, pasti ada planning a atau b, pasti sebelumnya sudah dipikirkan seandai akses lewat darat. Misalnya ibarat perbandingan kalau akses lewat laut keuntungannya 10 ribu, dan darat 8 ribu. Pilih darat sehingga investasi tetap berlanjut. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan,” tegasnya.
Ia berharap perusahaan PT. SJR dapat memenuhi harapan masyarakat dan tidak mengabaikan kebutuhan dasar mereka. Jangan sampai investasi besar ini hanya memberi manfaat nyata bagi pihak perusahaan semata. (KS/02)