Sumbawa Besar, Kliksumbawa.com– Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sumbawa, Zulfikar Demitry, S.H., M.H., melakukan kunjungan kerja lapangan ke Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah Jambangan di Surabaya, Kamis (03/07/2025).
Kunjungan ini bertujuan mempelajari model pengelolaan sampah berbasis komunitas yang sukses mengolah 8-10 ton sampah per hari dari warga Kelurahan Jambangan.
Didampingi Mas Wawan, aktivis lingkungan asal Sumbawa yang kini berdomisili di Surabaya, Waka Zulfikar menyaksikan langsung proses pengelolaan sampah terpadu—mulai dari pemilahan di sumber, pengumpulan terpilah, hingga daur ulang sampah organik dan anorganik. Ia juga mengamati produk turunan bernilai ekonomi, seperti kompos, tas daur ulang, dan pot bunga.
Sinergi Komunitas & Edukasi: Kunci Sukses PDU Jambangan
Dalam kunjungannya, Zulfikar mengidentifikasi tiga faktor keberhasilan PDU Jambangan: Pertama, Peran Bank Sampah di Setiap RW yang terintegrasi dengan PDU.
Kedua, Kader Lingkungan sebagai agen perubahan yang mengedukasi warga. Ketiga, Keterlibatan Sekolah & Posyandu dalam membangun kesadaran lingkungan sejak dini.
“PDU Jambangan adalah bukti nyata keberhasilan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan swasta. Ini harus kita replikasi di Sumbawa,” ujar Zulfikar Demitry kepada media ini, Sabtu (05/07/2025).
Dampak Positif: Kurangi Sampah ke TPA & Tingkatkan Ekonomi
Menurut Legislator muda asal Brang Bara ini, bahwa selain mengurangi 70% volume sampah ke TPA, PDU Jambangan juga menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah dari sampah.
“Pemerintah Daerah Sumbawa harus serius memprioritaskan pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat. Edukasi lingkungan harus masuk ke semua sektor, termasuk sekolah dan puskesmas,” jelasnya.
Komitmen untuk Sumbawa yang Lebih Bersih
Zulfikar berharap model PDU Jambangan dapat diadopsi di Sumbawa dengan penyesuaian karakteristik lokal. Ia mendorong Perda Pengelolaan Sampah yang lebih progresif dan alokasi anggaran khusus untuk program serupa.
“Sampah adalah tanggung jawab bersama. Jika Surabaya bisa, Sumbawa juga harus bisa. Ini tentang keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (KS/01)













