LOH Galang Restorasi dan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Bale Berang

Sumbawa Besar, Kliksumbawa.com (14 Juni 2025)- Lembaga Olah Hidup (LOH) usung aksi restorasi dan rehabilitasi hutan mangrove di Desa Bale Berang, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa. Dalam upaya tersebut, LOH memfasilitasi sekitar 50 warga Bale Berang dalam Pelatihan Pembibitan, Rehabilitasi, dan Restorasi Hutan Mangrove di Aula Kelompok Keluarga Mandiri (KKM) Bale Berang, Sabtu, (14/06/2025).

Desa ini merupakan satu di antara lokasi yang difasilitasi LOH. Mengingat, upaya restorasi dan rehabilitasi ini diperuntukkan bagi 10 Desa di wilayah pesisir utara Kabupaten Sumbawa.

“Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama LOH Sumbawa dengan Kementerian Kehutanan RI, Kementerian Lingkungan Hidup RI, Badang Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, serta PEMDES Bale Berang.Tentu karena kami melihat banyak spot pesisir yang rusak dan terdegradasi. Sementara kita memahami ini akan berdampak langsung bagi kehidupan. Kita liat banjir, panas,.. ini perlu segera ditanggulangi,” kata Yani Sagaroa, Direktur LOH yang saat itu turut mengisi pelatihan.

Lebih lanjut ia menerangkan, mangrove menjadi opsi terbaik dalam mengatasi persoalan lingkungan di seputar pantai. Selain karena kekuatan tanamannya memecah ombak dan mencegah abrasi, mangrove juga dapat menjadi rumah bagi biota laut.

Senada dengan Yani, Ketua KPH Puncak Ngengas, Sirajuddin menyebut keberadaan mangrove turut menentukan kualitas air tawar yang dikonsumsi masyarakat. Mangrove membantu mengurangi kadar garam pada air yang dikonsumsi masyarakat pesisir.

“Kerja NGO seperti yang dilakukan pak Yani ini pastinya sangat membantu masyarakat dalam mengatasi persoalan-persoalan lingkungan. Selain itu, ini juga membantu mengisi pos-pos yang belum tersentuh oleh Pemerintah,” jelas Sirajuddin yang kala itu diminta membuka kegiatan Pelatihan.

Turut hadir sebagai narasumber, Ketua Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) Sumbawa, Muttakin. Ia berbicara terkait tantangan pengurangan risiko bencana iklim dan hidrometeorologi. Dalam pemaparannya, segala bentuk bencana alam saat ini tidak lepas dari perubahan iklim yang memengaruhi siklus hidrologi.

“Ketika air menguap ke atas, terkondensasi, lalu turun hujan digunung lalu turun ke hilir. Sering kali siklus ini terganggu karena daerah resapan di gunung tidak lagi baik. Jadilah banjir. Nah yang paling terdampak ini pasti wilayah pesisir. Belu lagi lantaran panas, es kutub mencair, air laut naik dan mengikis daratan. Karena itu sekarang kita mulai dengan fokus pada mangrove,” jelas Muttakin.

Pelatihan Pembibitan Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Mangrove ini juga menghadirkan BKPH Ampang Plampang, Ismed Tarunata sebagai fasilitator. Ismed, sapaan akrabnya memaparkan metode penyemaian mangrove selongsong bambu dan penentuan lokasi penanaman.

Berpidah lokasi, penyemaian dilakukan di area muara sungai, tepatnya di Dusun Badang, Desa Bale Berang. Dalam prosesnya, Ismed menginstruksikan untuk menanam di daerah pasang surut air laut.

“Jadi sesuai yang saya terangkan, keuntungan mangrove ini ditanam di lokasi ini untuk memudahkan perawatan. Jadi pengairannya memanfaatkan pasang surut air laut. Ini adalah salah satu keuntungan kita menanam mangrove. Tinggal kita secara konsisten nanti memantau pertumbuhannya,” terang Ismed.

Elisa, salah seorang peserta pelatihan berharap agar upaya restorasi dan rehabilitasi ini tidak berhenti sebatas penanaman mangrove semata. Kegiatan ini dirasa harus memiliki keberlanjutan, termasuk pada langkah advokasi penyebab kerusakan lingkungan.

” Selama ini kami sebatas keinginan saja soal penanaman mangrove. Tapi karena ada pelatihan ini kita ada ilmunya dan aksinya. Jadi kami sangat mengapresiasi pelatihan ini,” kata warga Dusun Galak Jango itu.

“Ada banyak persoalan di sini. Ada Illegal loging, atau juga pembukaan lahan untuk pertanian jagung. Ini belum ada solusinya. Jadi kita berharap besar agar pendampingan seperti ini terus dapat dilakukan,” tutupnya. (KS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *